Kamis, 21 November 2013

SUBSISTEM SIKLUS PENDAPATAN



Pada semester awal kita telah mengenal SIM yaitu sistem Informasi Manajemen. Sedangkan pada semester 4 ini kita membahas SIA. SIA kepanjangannya adalah Sistem Informasi Akuntansi. Menburut saya Sstem Informasi Akuntansi adalah subsistem-subsistem saling terkait yang mengatur arsip/dokumen, mengolah, mencatat dan melaporkan penggunaan informasi yang terkait dengan akuntansi. Empat tugas utama yang yang ada dalam semua aplikasi SIA, yaitu: pengumpulan data, pemprosesan data, manajemen database, dan menghasilkan informasi (Hall, 2012: 44). Dalam Kelompok SIA yang study kasusnya juga di ambil dari buku Hall ini saya membahas tentang Pendapatan dan penerimaan kas.
Pada bab pendapatan dan penerimaan kas ini bisa dioperasikan dengan manual atau batch. Sebenarnya kalau menurut saya pada sistem ini tidak tergantung pada teknologi berbasis komputerisasi (batch) seperti surat penagihan. Pada bab ini kita harus memahami alur DFD (Data Flowchart Documen) mulai awal proses penerimaan pesanan hingga penerimaan kas (faktur).
Ada beberapa perusahan yang tidak menerima retur karena sistemnya yang dirasa merugikan ataupun terlalu ribet. Pada saat kasus yang kami buat sebagai bahan makalah ini, kami mengajukan usulan adanya retur. Sehingga barang yang dianggap rusak dan tidak layak maka bisa mengembalikan ke perusahan penjual itulah yang dinamakan retur. Penerimaan kas berasal dari dua sumber yaitu: penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan dari piutang.
Dokumen harus terdapat: tanggal, nomor dan tanda tangan. Dokumen yang digunakan, yaitu: (1) tagihan penjualan; (2) bill of lading; (3) dokumen pembayaran (tunai), (4) buku besar pembantu persediaan; (5) buku besar pembantu piutang; (6) kredit memo; (7) jurnal peneriman tunai/kas; (8) dokumen pesanan pelanggan; (9) slip pengepakan, (10) surat perintah pengeluaran barang; (11) voucher jurnal; (12) bukti setor bank; dan (13) dokumen tagihan bongkar-muat barang
Dalam perusahaan memiliki dua sistem penjualan yaitu: secara tunai dan secara kredit. Untuk proses pembelian dengan kredit akan menggunakan banyak dokumen dan proses yang sangat panjang serta melibatkan departemen penagihan. Akan tetapi dengan adanya sistem kredit yang kita gunakan juga akan meningkatkan volume penjualan.
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara pembeli harus melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Prosedur sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga, yaitu:
  1. Prosedur penerimaan kas dari Over the Counter Sale (OCS) , yaitu pembeli datang langsung ke perusahaan dan memilih barang yang akan dibeli kemudian melakukan pembayaran ke kasir.
  2. Prosedur penerimaan kas dari Cash on Delivery Sales (CDS), yaitu: transaksi penjualan melibatkan kantor pos perusahaan angkutan umum, atau angkutan perusahaan menyerahkan sendiri penerimaan kas dari hasil penjualan tunai.
  3. Prosedur penerimaan kas dari Credit Card Sales (CCS), yaitu: pembeli membayar mengunakan Credit Card yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan yang lain.
Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu: melalui penagihan perusahaan, melalui pos dan melalui Lock Box Collection Plan. Pembeli pun bisa menggunakan jaringan internet untuk melakukan pemesan  atau order pada perusahaan penjualan barang yang diinginkan tersebut.
Pengakuan transaksi dalam siklus pendapatan adalah ketika semua dokumen yang dibutuhkan lengkap tergantung sistem kredit atau tunai. Aktivitas kontrol atau pengawasan dalam SIA subsistem pendapatan ada 6, yaitu transaksi persetujuan, pemisahan tugas, supervisi, catatan akuntansi, akses, dan verifikasi independen.
Pada perusahaan harus ada pemisahan tugas yang jelas dan lugas. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kecurangan yang biasa dilakukan oleh masing-masing departemen. Seperti departemen gudang dan keuangan harus dipisah agar tidak terjadi mark up pebayaran tetapi barang yang diterima tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan. Aktivitas kontor dengan sistem manual ini berbeda dengan sistem yang berbasis komputerisasi. 
Prakter sehat yang dapat ditempuh dalam aktivitas pengawasan, dengan cara:
  1. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakainya harus dipertanggungjawab-kan oleh yang berwenang.
  2.  Pemeriksaan mendadak (unprised audit) dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dengan jadwal yang tidak teratur.
  3. Setiap transaksi mulai awal sampai akhir tidak boleh dilaksanakan dalam satu departemen.
  4. Dilakukan pencocokan fisik penjualan dengan slip pengepakan dan juga faktur pembayaran, dll

Daftar Pustaka
Hall, James A. 2011. Accounting Information Systems,4rd. Sistem Informasi Akuntansi Buku Satu. Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar