Pada semester awal kita telah
mengenal SIM yaitu sistem Informasi Manajemen. Sedangkan pada semester 4 ini
kita membahas SIA. SIA kepanjangannya adalah Sistem Informasi Akuntansi. Menburut
saya Sstem Informasi Akuntansi adalah subsistem-subsistem saling terkait yang
mengatur arsip/dokumen, mengolah, mencatat dan melaporkan penggunaan informasi
yang terkait dengan akuntansi. Empat tugas utama yang yang ada dalam semua
aplikasi SIA, yaitu: pengumpulan data, pemprosesan data, manajemen database,
dan menghasilkan informasi (Hall, 2012: 44). Dalam Kelompok SIA yang study
kasusnya juga di ambil dari buku Hall ini saya membahas tentang Pendapatan dan
penerimaan kas.
Pada bab pendapatan dan penerimaan
kas ini bisa dioperasikan dengan manual atau batch. Sebenarnya kalau menurut saya pada sistem ini tidak
tergantung pada teknologi berbasis komputerisasi (batch) seperti surat penagihan. Pada bab ini kita harus memahami
alur DFD (Data Flowchart Documen)
mulai awal proses penerimaan pesanan hingga penerimaan kas (faktur).
Ada beberapa perusahan yang tidak
menerima retur karena sistemnya yang dirasa merugikan ataupun terlalu ribet.
Pada saat kasus yang kami buat sebagai bahan makalah ini, kami mengajukan
usulan adanya retur. Sehingga barang yang dianggap rusak dan tidak layak maka
bisa mengembalikan ke perusahan penjual itulah yang dinamakan retur. Penerimaan
kas berasal dari dua sumber yaitu: penerimaan kas dari penjualan tunai dan
penerimaan dari piutang.
Dokumen harus terdapat: tanggal,
nomor dan tanda tangan. Dokumen yang digunakan, yaitu: (1) tagihan penjualan;
(2) bill of lading; (3) dokumen pembayaran (tunai), (4) buku besar pembantu
persediaan; (5) buku besar pembantu piutang; (6) kredit memo; (7) jurnal
peneriman tunai/kas; (8) dokumen pesanan pelanggan; (9) slip pengepakan, (10)
surat perintah pengeluaran barang; (11) voucher jurnal; (12) bukti setor bank; dan
(13) dokumen tagihan bongkar-muat barang
Dalam perusahaan memiliki dua sistem
penjualan yaitu: secara tunai dan secara kredit. Untuk proses pembelian dengan
kredit akan menggunakan banyak dokumen dan proses yang sangat panjang serta
melibatkan departemen penagihan. Akan tetapi dengan adanya sistem kredit yang
kita gunakan juga akan meningkatkan volume penjualan.
Penjualan tunai dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara pembeli harus melakukan pembayaran harga barang terlebih
dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Prosedur sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Prosedur penerimaan kas dari Over the Counter Sale (OCS) , yaitu pembeli datang langsung ke perusahaan dan memilih barang yang akan dibeli kemudian melakukan pembayaran ke kasir.
- Prosedur penerimaan kas dari Cash on Delivery Sales (CDS), yaitu: transaksi penjualan melibatkan kantor pos perusahaan angkutan umum, atau angkutan perusahaan menyerahkan sendiri penerimaan kas dari hasil penjualan tunai.
- Prosedur penerimaan kas dari Credit Card Sales (CCS), yaitu: pembeli membayar mengunakan Credit Card yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan yang lain.
Penerimaan kas dari piutang dapat
dilakukan melalui berbagai cara, yaitu: melalui penagihan perusahaan, melalui
pos dan melalui Lock Box Collection Plan. Pembeli pun bisa menggunakan jaringan
internet untuk melakukan pemesan atau
order pada perusahaan penjualan barang yang diinginkan tersebut.
Pengakuan transaksi dalam siklus
pendapatan adalah ketika semua dokumen yang dibutuhkan lengkap tergantung sistem
kredit atau tunai. Aktivitas kontrol atau pengawasan dalam SIA subsistem
pendapatan ada 6, yaitu transaksi persetujuan, pemisahan tugas, supervisi,
catatan akuntansi, akses, dan verifikasi independen.
Pada perusahaan harus ada pemisahan
tugas yang jelas dan lugas. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kecurangan
yang biasa dilakukan oleh masing-masing departemen. Seperti departemen gudang
dan keuangan harus dipisah agar tidak terjadi mark up pebayaran tetapi barang
yang diterima tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan. Aktivitas kontor
dengan sistem manual ini berbeda dengan sistem yang berbasis
komputerisasi.
Prakter sehat yang dapat ditempuh dalam aktivitas
pengawasan, dengan cara:
- Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakainya harus dipertanggungjawab-kan oleh yang berwenang.
- Pemeriksaan mendadak (unprised audit) dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dengan jadwal yang tidak teratur.
- Setiap transaksi mulai awal sampai akhir tidak boleh dilaksanakan dalam satu departemen.
- Dilakukan pencocokan fisik penjualan dengan slip pengepakan dan juga faktur pembayaran, dll
Daftar Pustaka
Hall, James A. 2011. Accounting Information Systems,4rd. Sistem Informasi Akuntansi Buku Satu. Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar