Jumat, 03 Januari 2014

“Pusat Laba” North Country Auto Inc.




“Pusat Laba”

S1 AKUNTANSI 2010 B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013

 

Kasus 5-2 : North Country Auto Inc.
George G. Liddy, salah satu pemilik North Country Auto, Inc. North Country Auto memiliki lima departemen, yaitu Departemen Penjualan Mobil Baru, Penjualan Mobil Bekas, Jasa Servis, Jasa Reparasi Body, dan Penjualan Suku Cadang.
a.      Departemen Penjualan Mobil Baru dan Mobil Bekas
Masing-masing departemen penjualan mobil baru dan mobil bekas memiliki seorang manajer penjualan, memiliki 6 agen penjualan. Para manajer tersebut bergaji sama dan bergaji tetap, selain itu meraka ditambah sejumlah bonus atas setiap penjualan mobil baru atau mobil bekas dan atas presentase laba kotor dari departemen mereka (dihitung dari penjulan dikurangi harga pokok mobil yang terjual). Struktur bonus tersebut memungkinkan para manajer untuk dengan bebas dan fleksibel menentukan margin dan penjualan.
     Manajer penjualan mobil baru bertanggung jawab untuk menyarankan kepada Liddy akan pesan-pesanan mobil baru dan campuran persedian diantara tiga lini produk yang ada. Ia juga memiliki kewenangan untuk menyetujui besarnya harga jual dan penilaian tukar tambah dalam transaksi konsumen.
b.      Departemen Jasa Servis
Departemen jasa servis ini memiliki 11 bengkel yang dilengkapi dengan pengungkit hidrolik. Yang salah satu nya digunakan untuk mengganti oli. Departemen tersebut memiliki seorang manajer, 10 orang teknisi, 3 orang mekanik setengah ahli, 2 pegawai counter dan 3 pegawai kantor. Manajer bergaji tetap ditambah bonus atas laba kotor departemen pada jam kerja yang ditagih (dihitung dengan jumlah dollar bonus yang ditagih dikurangi dengan total upah teknisi dan mekanik). Penghasilan departemen servis hanya dari buruh saja. Teknisi, mekanik dan pegawai bergaji tetap. Para teknisi membutuhkan pelatihan keahlian untuk dapat mengerjakan pekerjaan yang ada. Untuk mengirimkan seorang teknisi untuk mengikuti pelatihan menghabiskan biaya $4000 untuk 2 tahun. Dari 10 teknisi 4 diantaranya bersertifikat Ford, 3 untuk Faab, dan 3 untuk VW. Biaya pelatihan dapat menjadi 3 kali lipat apabila 1 orang keluar.
     Sumber utama pendapatan Departemen Jasa Servis adalah perawatan bergaransi dan pekerjaan perbaikan, perawatan tak bergaransi dan pekerjaan perbaikan, pembaruan mobil bekas dan operasi penghentian Oli. Tarif pekerjaan bergaransi dijamin oleh pabrik lebih rendah 20% dari tarif tidak bergaransi. Margin yang lebih rendah untuk pekerjaan bergaransi merupakan suatu potensi permasalahan bagi Dealership jika mereka menghalangi manajer servis dalam melakukan pengiriman yang tepat waktu pada pembeli. Dalam rangka penggunaan kapasitas manajer akan termotivasi untuk mencapai margin yang lebih tinggi dari pekerjaan tidak bergaransi daripada yang bergaransi.
c.       Departemen Suku Cadang
Departemen ini memiliki seorang manajer, seorang penjaga barang dan 2 orang pegawai. Manajer suku cadang bergaji tetap ditambah bonus laba kotor departemen (dihitung dari total suku cadang yang terjual dikurangi dengan ongkos suku cadang). Manajer suku cadang bertanggung jawab untuk menelusuri persediaan suku cadang untuk ketiga lini produk dan meminimalkan biaya gudang dan barang rusak. Pemilik perusahaan mendefinisikan barang rusak sebagai persediaan atau stock suku cadang yang tidak terjual selama tahun itu. Diperkirakan sebesar 25% dari barang yang masuk kedalam perusahaan. Banyaknya hari pasokan suku cadang rata-rata 100 hari. Manajer harus ahli dalam kebijakan pengembalian, persyaratan stock, dan pasar sekunder sehingga dapat meminimalkan kerugian. Para pedagang grosir lokal akan membayar 80% biaya dealer untuk suku cadang lama. Permintaan suku cadang hampir seluruhnya datang dari departemen lain. Besarnya nilai penjualan suku cadang berasal dari 50% dari servis, 30% dari perbaikan body mobil, 10% dari pedagang grosir, 10% dari pedagang eceran. Suku cadang yang digunakan dalam pekerjaan bergaransi lebih rendah 20% dari tarif pekerjaan tak bergaransi.
d.      Departemen Body Shop
Departemen ini memiiki 1 manajer, 3 teknisi, dan seorang pegawai. Manajer bergaji tetap ditambah bonus atas profitabilitas atas departemen. North Country Auto, Inc menambahkan $50.000 untuk mempertahankan keberadaan bisnisnya. Untuk cat semprot margin kotor sebesar 60% seharusnya dapat dicapai, tetapi margin kotor hanya mencapai 40%.

Latar Belakang Kasus
Masing-masing departemen North Country Auto Inc. yaitu penjualan mobil baru dan bekas penjualan mobil, layanan, suku cadang, bengkel dan ganti oli dioperasikan sebagai bagian dari salah satu bisnis, sebelum George Liddy membeli ke dealer, manajer departemen dibayar gaji dan bonus akhir tahun. Namun, merasa bahwa sistem ini tidak akan memotivasi karyawan, ia menciptakan sebuah sistem dimana ia bisa melacak efektif kinerja departemen. Untuk ini, ia mengembangkan sistem sehingga setiap departemen akan diperlakukan sebagai pusat laba desentralisasi. Sistem baru ini memerlukan biaya yang dipecah per departemen. Juga, bonus per setiap kepala departemen akan didasarkan pada laba kotor departemen.
Sejauh ini, hasil dari sistem baru yang bersangkutan, pembelian mobil baru baru-baru ini memicu gesekan dan perbedaan pendapat di antara kepala divisi pada masalah penetapan harga transfer dan alokasi dana biaya dan keuntungan. Itu penting bahwa sebagai salah satu departemen bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan, tidak perlu mempengaruhi departemen lain. Masalah yang perlu diselesaikan meliputi pengaturan transfer pricing antar departemen, transaksi antar meresmikan, struktur divisi (penggunaan laba atau pusat biaya), dan alokasi yang tepat dari keuntungan perusahaan antar departemen.


Jawaban
1.      Menghitung Profitabilitas
Hasil berdasarkan transfer pricing : Harga Eceran Penuh

Mobil baru
Mobil bekas
Suku cadang
Servis
Harga Jual
12850 a
5000
235 c
470 e

Biaya penjualan
(11420)
(4455) b
(168) d
(134) f

Laba kotor
1430
545
67
336

Biaya overhead
(835)
(665)
(32)
(114)

Laba bersih
595
(120)
35
222

a)      Uang muka sebesar $ 2000 + pinjaman bank $ 7350 + nilai buku mobil yang di trade in $ 3500 = $ 12850
b)      Nilai buku mobil yang di trade in $ 3500 + biaya untuk servis $ 705 + komisi yang diinginkan $ 250 = $ 4455
c)      Biaya untuk suku cadang $ 125 + $ 30 + $ 80 = $ 235
d)     $ 235 / 1,4 = $ 167,8 pembulatan menjadi $ 168
e)      Biaya untuk membayar servis yang diberikan pekerja $ 175 + $ 45 + $ 75 + $ 175 = $ 470
f)       $ 470 / 3,5 = $ 134,2 pembulatan menjadi $ 134.

Hasil berdasarkan transfer pricing : Biaya yang digunakan

Mobil baru
Mobil bekas
Suku cadang
Servis
Harga Jual
12850 a
5000
200 c
248 e

Biaya penjualan
(11420)
(4198) b
(168) d
(134) f

Laba kotor
1430
802
32
114

Biaya overhead
(835)
(665)
(32)
(114)

Laba bersih
595
137
0
0

a)      Uang muka sebesar $ 2000 + pinjaman bank $ 7350 + nilai buku mobil yang di trade in $ 3500 = $ 12850
b)      Nilai buku mobil yang di trade in $ 3500 + $ 168 + $ 32 + $ 134 $ 114 + $ 250 komisi = $ 4198
c)       $ 168 + $ 32 = $ 200
d)     $ 235 / 1,4 = $ 167,8 pembulatan menjadi $ 168
e)      $ 134 + $ 114 = $248
f)       $ 470 / 3,5 = $ 134,2 pembulatan menjadi $ 134.

2.      Menurut pendapat kelompok kami, sebaiknya sistem transfer pricing yang digunakan perusahaan ini berdasarkan pada harga pasar (market price). Harga transfer berdasarkan pasar merupakan harga yang dikenakan ke pelanggan luar, yang sudah umum diterapkan di beberapa perusahaan. Harga pasar mencerminkan kondisi yang sama (kuantitas, waktu pengiriman, dan kualitas). Metode ini merupakan ukuran profitabilitas dan kinerja yang paling baik karena objektif. Metode ini mencerminkan profitabilitas produk dan kinerja manajemen divisi, untuk divisi yang beroperasi secara kompetitif. Metode ini cocok pada kasus ini dimana setiap divisi/departemen dalam perusahaan ini bersaing satu sama lain untuk dapat menghasilkan laba. Karena semakin tinggi laba yang dihasilkan di setiap departemen, makan semakin banyak pula bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada departemen tersebut. Harga pasar sendiri dinilai sebagai pendekatan terbaik untuk menentukan harga transfer. Salah satu alasanya adalah bahwa harga pasar yang bersaing sangat sesuai dengan konsep pusat laba. Dengan menggunakan konsep harga pasar dapat mengendalikan transfer, seluruh departemen mampu menunjukan labanya. Selain itu, pendekatan harga pasar juga membantu manajer memutuskan kapan transfer seharusnya dilakukan.

3.      Apabila satu minggu kemudian diketahui bahwa mobil bekas tukar tambah  dijual dengan harga $3000 perusahaan tersebut akan mengalami kerugian dan yang menanggung kerugian tersebut adalah manajer dari departemen penjualan mobil bekas dikarenakan manajer tersebut salah memprediksikan estimasi dari harga mobil bekas tersebut.

4.      North Country mengalami kerugian sebesar $59,000 pada departemen penjualan mobil bekas. Dikarenakan keputusan manajer penjualan mobil bekas untuk menunda penjualan secara langsung.

5.      Menurut pendapat kelompok kami, sebaiknya evaluasi terhadap pusat laba perusahaan North Country Auto, Inc. lebih baik diukur berdasarkan full cost profit. Karena dalam full cost profit, didalamnya sudah termasuk biaya-biaya tetap non-opersional maupun yang mungkin diluar perkiraan dari departemen yang bersangkutan, seperti biaya depresiasi dan biaya iklan.
                                   
6.      Saran menurut kelompok kami, setiap departemen harus bisa mengalokasikan biaya-biaya yang dikeluarkan dengan baik agar laba yang didapat lebih banyak. Dengan alokasi biaya yang baik tersebut, George liddy dapat memberikan kompensasi berdasarkan kinerja masing-masing departemen.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar