Minggu, 20 Maret 2016

METODE PENERIMAAN TEKNOLOGI

METODE PENERIMAAN TEKNOLOGI

Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM) merupakan suatu model penerimaan teknologi atau techchnology acceptance model (TAM) dikembangkan oleh David et al. pada tahun 1989 berdasarkan model TRA.
TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). Keduanya mempunyai pengaruh ke niat perilaku (behavioral intention). Pemakaian teknologi akan mempunyai niat menggunakan teknologi (niat perilaku) jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan.

1.      KONSTRUK-KONSTRUK DI TAM
TAM yang pertama belum dimodifikasi dan hanya menggunakan lima konstruk utama, yaitu:
a.       Kegunaan persepsian (perceived usefulness).
b.      Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use).
c.       Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior atau sikap menggunakan teknologi (attitude towards using technology).
d.      Niat perilaku (behavioral intention) atau niat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use)
e.       Perilaku (behavior) atau penggunaan teknologi sesungguhnya (actual technology use)

1.1. KEGUNAAN PERSEPSIAN
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) didefiniskan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjanya. Sehingga dapat diartikan kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya.

1.2.KEMUDAHAN PENGGUNAAN PERSEPSIAN
Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan terbebas dari usaha. Dapat diketahui bahwa konstruk kemudahan penggunaan persipsian (perceived ease of use) ini juga merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya.

1.3.SIKAP TERHADAP PERILAKU
Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh David et al. (1989) sebagai perasan-perasaan positif dan negative dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Akan tetapi beberapa penelitian yang menggunakan TAM tidak memasukan konstruk sikap di dalam modelnya.

1.4.NILAI PERILAKU
Nilai perilaku (behavior intention) adalah suatu keinginan (niat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau niat (behavior intention) untuk melakukannya.

1.5.PERILAKU
Perilaku adalah tindakan yang dlakukan oleh seseorang. Dalam knteks penggunaan system teknologi nformasi, perilaku adalah penggunaan sesungguhnya dari teknologi.

2.      PERBEDAAN TAM DAN TPB
Tiga perbedaan utama antara TAM dan TPB, sebagai berikut:
a.       Tngkat generalisasinya berbeda.
b.      Variable-variabel sosialnya.
c.       Perlakuan terhadap control perilaku.

3.      PERKEMBANGAN TAM
Perkembangan TAM sampai dengan tahun 2003 oleh Lee et al. diklasifikasikan kedalam empat kemajuan, yaitu.
3.1.PENGENALAN MODEL
Karena TAM masih merupakan model yang baru, penelitian-penelitian di era pengenalan model ini banyak mencoba membandingkan TAM dengan TRA dan dengan TPB. David et al. (1989) menemukan bahwa TAM lebih baik menjelaskan keinginan untuk menerima teknologi dibandingkan dengan TRA. Dan berbagai penelitian lainnya juga mengatakan bahwa TRA memang lebih mudah dan memberikan hasil yang lebih baik.
3.2.VALIDASI  MODEL
            Beberapa penelitian menguji validitas dari instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur penerimaan teknologi oleh pemakai. Selama periode tahun 1990 sampai dengan tahun 1995 banyak penelitian yang mencoba menguji konsistensi, validitas dan reliabilitas pengukuran instrumen-instrumen TAM. Semua peneliti sependapat bahwa tidak ada pengukuran yang secara absolut benar untuk membentuk suatu konstruk. Demikian juga tidak ada pengukuran yang absolut benar untuk konstruk PU dan PEOU yang beda waktu, kondisi dan teknologi yang digunakan. Akan tetapi, secara umum, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran instrumen-instrumen TAM cukup kuat, konsisten, valid dan reliable.

3.3.EKSISTENSI MODEL
            Penelitian-penelitian yang mencoba mengembangkan model TAM melakukan dengan menambahkan variable-variabel eksternal. Variabel-variabel eksternal yang digunakan dapat dikategorikan misalnya sebagai variable-variabel individual, organisasi, kultur, dan karakteristik-karakteristik tugas. Penelitian yang menambahkan variable-variabel individual misalnya adalah yang dilakukan oleh Agarwal dan Prasad (1999), Gefen dan Straub (1997) dan Karahanna et al. (1999).

3.4.ELABORASI MODEL
            Penelitian-penelitian TAM di tahun 2000an mencoba untuk mengelaborasi model TAM menjadi model yang lebih lengakap. Model baru TAM yang lebih lengkap dibangun dari elaborasi hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sudah menemukan banyak variable-variabel eksternal yang mempengaruhi konstruk PU dan PEOU, niat penggunaan dan penggunaan sistem teknologi informasi.

4.      VARIABEL-VARIABEL EKTERNAL TAM
            Lee et all. (2003) melakukan analisis-meta (meta analysis) untuk mengkombinasikan hasil-hasil penelitian TAM sebelumnya. Analisis-meta ini menggabungkan hasil dari 101 penelitian yang dipublikasikan di jurnal-jurnal sistem informasi terkemuka mulai tahun 1996 sampai juni 2003. Hasil dari analisis-meta ini berupa model TAM yang lengkap dengan variable-variabel eksternal.

5.      TEKNOLOGI, SUBYEK, DAN SITUASI YANG BERBEDA
            Penelitian-penelitian TAM sudah banyak diterapkan di beberapa aplikasi dan teknologi system informasi yang berbeda. Aplikasi dan teknologi yang digunakan di penelitian-penelitian TAM oleh Lee et al. (2003) dapat digolongkan kedalam 4 tipe, yaitu sistem-sistem komunikasi, sistem-sistem maksud-umum, sistem-sistem kantor dan sistem-sistem bisnis khusus.
            Pemakai-pemakai system sebagai subyek di penelitian-penelitian TAM juga beraneka ragam. Banyak penelitian-penelitian TAM yang menggunakan pekerja-pekerja dan manajer-manajer diperusahaan, seperti pemakai-pemakai akhir manajer di beberapa tingkatan dan pekerja-pekerja berpengetahuan. Penelitian-penelitian TAM juga banyak diterapkan pada situasi kultur yang berbeda. Karenan TAM berbasis pada permasalahan perilaku manusia, maka diperkirakan penerapan TAM dengan aplikasi,  teknologi dan pemakai yang sama dapat memberikan hasil yang berbeda karena adanya perbedaan kultur, terutama kultur Negara yang berbeda.

6.      KELEBIHAN-KELEBIHAN TAM                                    
            Kelebihan-kelebihan TAM adalah sebagai berikut:
  1. TAM merupakan model perilaku yang bermnfaat untuk menjawab pertanyaan mengapa banyak sistem teknologi informasi gagal diterapkan karena pemakaian tidak mempunyai niat untuk mengguanakan.
  2. TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat.
  3. TAM telah diuji dengan banyak penelitian dan hasilnya sebagaian besar mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM mrupakan model yag baik.
  4. Kelebihan TAM yang paling penting adalah model ini merupakan parsimony yaitu model yang sederhana tetapi valid.

7.      KELEMAHAN-KELEMAHAN TAM
TAM juga mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:
a.       TAM hanya memberikan informasi atau hasil yang sangat umum saja tentang niat dan perilaku pemakai sistem dalam menerima sistem teknologi informasi.
b.      Perilaku pemakai sistem teknologi informasi di TAM tidak dikontrol dengan control perilaku yang membatasi niat perilaku seseorang.
c.       Perilaku yang diukur di TAM seharusnya adalah pemakaian atau penggunaan teknologi sesungguhnya.
d.      Penelitian-penelitian TAM umumnya hanya menggunakan sebuah sistem informasi saja seharunya lebih dari satu.
e.       Beberapa penelitian TAM menggunakan subyek mahasiswa padahal seharunya merefleksikan dengan lingkungan kerja yang sebenarnya.
f.       Penelitian-penelitian TAM hanya menggunakan subyek tunggal sejenis saja.
g.      Penelitian-penelitian ini umumnya hanya melibatkan waktu satu periode tetapi banyak sampel individu.
h.      Penelitian-penelitian  TAM hanya menggunakan sebuah tugas saja.
i.        Penelitian TAM kurang dapat memperjelas hubungan variabel-variabel dalam model.
j.        Titrukdak mempertimbangkan perbedaan kultur.

8.      PENGUKURAN KONSTRUK-KONSTRUK
Skala-skala pengukuran banyak item untuk konstruk kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian dikembangkan di penelitian ini, diuji dan divalidasi menggunakan dua studi empiris.

8.1.TEORI YANG MENDASARI
Beberapa teori digunakan untuk membangun pengukuran untuk konstruk kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian yaitu teori diri sendiri, paradigm biaya-manfaat, adopsi dari inovasi-inovasi, evaluasi dari laporan-laporan informasi dan model disposisi kanal.

8.2.MEMBANGUN PENGUKURAN KONSTRUK-KONSTRUK
Penelitian Davis (1989) ini merupakan contoh penelitian yang baik yang menunjukna bagaiman suatu konstruk-konstruk dibangun. Suatu konstruk yang baikk harus valid dan reliable. Untuk mencapai validitas yang tinggi konstruk-konstruk kegunaan persepsian de penelitian Davis ini dilakukan dengan cara sebagi berikut:
·         Pengukuran awal
·         Sebelum tes
·         Validitas konstruk
·         Relibilitas

8.3.HUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
Hasil analisis regresi ini menunjukan baik konstruk kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian keduanya signifikan menentukan penggunaan program pengolah kata 1 jam sesudahnya. Hanya konstruk kegunaan persepsian saja yang signifikan menentukan penggunaan program pengolah kata 4 minggu sesudahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar