Minggu, 20 Maret 2016

MODEL HARGA ASET

MODEL HARGA ASET

TEORI PASAR MODAL DAN MODEL PENETAPAN HARGA AKTIVA MODAL
  • Investor bergantung pada dua faktor dalam pembuatan keputusannya pengembalian dan varians,
  • Investor berpikiran rasional, cenderung menghindari risiko dan memilih metode diversifikasi portofolio,
  • Investor melakukan investasi pada periode yang sama,
  • Investor memiliki pengharapan yang sama terhadap aktiva,
  • Ada investasi bebas risiko dan investor dapat meminjam dan memberikan pinjaman pada tingkat suku bungan bebas risiko, dan
  • Pasar modal memiliki persaingan sempurna dan tidak ada biaya transaksi maupun pungutan lain (frictionless).
Asumsi Teori Pasar Modal
Teori pasar modal melibatkan satu set dari prediksi yang terkait dengan ekuilibrium laba yang diharapkan pada aset beresiko. Teori itu secara khas diturunkan dengan membuat beberapa asumsi penyederhanaan untuk memfasilitasi analisis dan membantu kita untuk memahami argumen tanpa merubah secara mendasar prediksi dari teori penetapan harga aset. Teori pasar modal dibangun berdasarkan teori portofolio Markowitz. Tiap investor diasumsikan untuk mendiversifikasi portofolionya menurut model Markowitz, memilih sebuah lokasi pada batasan yang efisien yang cocok dengan referensi laba-resikonya.
Pengenalan dari Aset Bebas Resiko
Asumsi pertama dari teori pasar modal yang disebutkan sebelumnya adalahbahwa investor bisa meminjam dan meminjamkan pada tingkat bebas resiko. Meskipun pengenalan dari aset bebas resiko tampak menjadi sebuah langkah sederhana untuk diambil dalam evolusi dari portofolio dan teori pasar modal, langkah itu adalah sebuah langkah yang sangat signifikan. Kenyataannya, adalah pengenalan dari aset bebas resiko yang memungkinkan kita untuk mengembangkan teori pasar modal dari teori portofolio.
Dengan pengenalan dari aset bebas resiko, investor sekarang bisa menghitung sbegain dari kekayaan mereka dalam aset ini dan sisanya dalam portofolio beresiko apapun dalam set efisien Markowitz. Hal ini memungkinkan teori portofolio markowitz untuk diperluas dalam cara yang sedemikian rupa sehingga batasan yang efisien sepenuhnya berubah, yang pada akhirnya mengarah pada sebuah teori umum untuk penetapan harga aset dalam ketidakpastian.
Menentukan Aset Bebas Resiko
Aset bebas resiko bisa didefinisikan sebagai aset dengan perkiraan laba yang akan didapatkan tertentu dan varian laba sebesar nol. (perhatikan, bahwa hal ini adalah sebuah laba nominal dan bukan laba riil, yang tidak pasti karena inflasi tidaklah pasti). Karena varian = 0, maka tingkat bebas resiko nominal dalam tiap periode akan sebanding dengan nilai yang diharapkannya. Selain itu, kovarian antara aset bebas resiko dan aset beresiko apapun i akan menjadi nol. Aset bebas resilo yang nyata secara terbaik dianggap sebagai sebuah Treasury Security, yang tidak memiliki resiko default, dengan maturitas yang sesuai dengan periode penahanan dari investor.
Ekuilibrium Trade- Off (pilihan) Laba- Resiko
Dengan analisis sebelumnya, kita sekarang bisa menurunkan beberapa prediksi mengenai ekuilibrium laba dan resiko yang diharapkan. CAPM adalah sebuah model ekuilibrium yang mencakup dua hubungan yang penting.
  • Garis pasar modal menentukan hubungan ekuilibrium antara laba yang diharapkan dan resiko bagi portofolio efisien.
  • Garis pasar sekuritas menentukan hubungan ekuilibrium antara laba yang diharapkan dan resiko sistematis. Hal itu berlaku bagi sekuritas individual dan juga portofolio.
Menentukan Garis Pasar Modal
Garis lurus ini, biasanya mengacu pada capital market line (CML), menggambarkan kondisi ekuilibrium yang berlaku dalam pasar untuk portofolio efisien yang mengandung portofolio optimal dari aset beresiko dan aset bebas resiko. Semua kombinasi dari aset bebas resiko dan portofolio beresiko M berada pada CML., dan, dalam ekuilibrium, semua investor akan berakhir dengan portofolio pada satu tempat pada CML berdasarkan pada toleransi resiko mereka.
Poin Penting Mengenai CML
Poin berikut harus dicatat mengenai CML:
  1. Hanya portofolio yang efisien yang menganding aset bebas resiko dan portofolio M yang berada pada CML. Portofolio M, portofolio pasar dari sekuritas yang beresiko, mengandung semua sekuritas dibobotkan oleh nilai pasar mereka masing-masing – hal itu adalah kombinasi optimum dari sekuritas beresiko, dan dengan definisi, sebuah portofolio efisien. Aset bebas resiko tidak memiliki resiko.
  2. Sebagai pernyataan dari ekuilibrium, CML harus selalu miring kearah atas karena harga dari resiko harus selalu positif. CML diformulasi dalam dunia dari laba yang diharapkan, dan investor penghindar resiko tidak akan berinvestasi kecuali mereka berharap untuk dikompensasi atas resiko itu. Semakin besar resiko, maka semakin besar laba yang diharapkan.
  3. Pada basis historis, bagi beberapa periode waktu tertentu seperti satu atau dua tahun, atau empat kuartal berurutan, CML bisa menjadi slope yang berarah kebawah; yaitu, laba pada RF melebihi laba pada portofolio pasar. Hal ini tidak mengurangi validitas dari CML; hal itu hanya mengindikasikan bahwa laba sebenarnya direalisasikan berbeda dari laba yang diharapkan. Jelasnya, ekspektasi investor tidak selalu direalisasikan.
  4. CML bisa digunakan untuk menentukan laba optimal yang diharapkan yang berasosiasi dengan tingkatan resiko portofolio yang berbeda. Dengan demikian, CML mengindikasikan laba yang dibutuhkan untuk tiap tingkatan resiko portofolio.
Garis Pasar Sekuritas
Garis pasar modal menggambarkan trade-off resik laba dalam pasar finansial dalam ekuilibrium. Namun, hal itu hanya berlaku bagi portofolio efisien dan tidak bisa digunakan untuk mempertimbangkan ekuilibrium laba yang diharapkan untuk satu negara. Dalam CAPM semua investor akan memegang portofolio pasar, yang merupakan portofolio pembanding terhadap portofolio lainnya yang diukur. Investor akan mengharapkan premium resiko untuk membeli sebuah aset beresiko seperti saham. Semakin besar resiko dari saham itu, maka seharusnya semakin tinggi premium resiko. Jika investor memegang portofolio yang didiversifikasi dengan baik, mereka harus tertarik dalam resiko portofolio daripada resiko sekuritas individual. Saham yang berbeda akan mempengaruhi sebuah portofolio yang didiversifikasi dengan baik secara berbeda. Resiko relevan bagi sebuah saham individual adalah kontribusinya pada resiko dari sebuah portofolio yang didiversifikasi dengan baik.
BETA
Beta menghubungkan kovarian dari sebuah aset dengan portofolio pasar dengan varian dari portofolio pasar, dan didefinisikasi sebagai Laba yang diharapkan CAPM – hubungan BETA. Garis pasar sekuritas (SML) adalah sebuah spesifikasi CAPM akan bagaimana resiko dan tingkat laba yang dibutuhkan untuk aset, sekuritas atau portofolio apapun adalah terkait. Teori ini mengajukan sebuah hubungan linier antara resiko aset dan tingkat laba yang dibutuhkannya.
Beta Saham dan Beta Protofolio
Dapat dilihat bahwa tidak berisikonya suatu protofolio tidak memiliki hubungan sederhana dengan risiko asset dalam protofolio tersebut. namun, protofolio beta dapat dihitung seperti juga taksirasn pengembalian protofolio. Beta merupakan pengukur risiko yang relevan daned terdapat hubungan linier dan positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan beta. Secara umum, jika kita memiliki beberapa asset dalam protofolio, kita akan mengalikan beta setiap asset dengan bobotnya dalan protofolio, lalu menjumlahkan hasilnya untuk memperoleh beta protofolio.
Capital  Asset Pricing Model (CAPM)
Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkann, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas (A model that describes the relationship between risk and expected return and that is used in the pricing of risky securities)
            Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang  dikemukan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Pada tahun 1990, William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan harga aset keuangan yang kemudian disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern.Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi penting.
Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik.
Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.

  1. Investor bergantung pada dua faktor dalam pembuatan keputusannya pengembalian dan varians,
  2. Investor berpikiran rasional, cenderung menghindari risiko dan memilih metode diversifikasi portofolio,
  3. Investor melakukan investasi pada periode yang sama,
  4. Investor memiliki pengharapan yang sama terhadap aktiva,
  5. Ada investasi bebas risiko dan investor dapat meminjam dan memberikan pinjaman pada tingkat suku bungan bebas risiko, dan
  6. Pasar modal memiliki persaingan sempurna dan tidak ada biaya transaksi maupun pungutan lain (frictionless).
Hasil umum dari pengujian empiris CAPM adalah sebagai berikut:
  • Hubungan antara beta dan pengembalian bersifat linier
  • Perkiraan persimpangan, b0, jauh berbeda dari nol, berarti berbeda dari hipotesa nilai ini
  • Perkiraan koofisien beta, b1, lebih kecil dari premi risiko.
  • Beta bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang memperoleh penetapan harga dari pasar.
  • Dalam jangka panjang (biasanya 20 hingga 30 tahun), pengembalian portofolio pasar lebih besar daripada pengembalian aktiva bebas risiko.
Persamaan CAPM
Persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) adalah :
Rs = Rf+Rp
Rs = Expected Return on a given risky security
Rf = Risk-free rate
Rp = Risk premium
Bila nilai β = 1 artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh pasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur oleh Dow-Jones Industrials dan Standard and Poor’s 500-stock-index.
β adalah ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam pasar saham. Bila β > 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar. β < 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indek pasar secara umum (general market index).
Perubahan persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) dengan memasukan faktor β dinyatakan sebagai:
Rs = Rf + βs (Rm-Rf)
Rs = Expected Return on a given risky security
Rf = Risk-free rate
Rm = Expected return on the stock market as a whole
βs = Stock’s beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentu
CAPM bertahan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi (higher βs) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko lebih rendah (lower βs). Riset empiris mendukung argumen mengenai βs sebagai prediktor yang baik untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang (future stock prices).
Risiko dan Return
Keinginan utama dari investor adalah meminimalkan risiko dan meningkatkan perolehan (minimize risk and maximize return). Asumsi umum bahwa investor individu yang rasional adalah seorang yang tidak menyukai risiko (risk aversive), sehingga investasi yang berisiko harus dapat menawarkan tingkat perolehan yang tinggi (higher rates of return), oleh karena itu investor sangat membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengembalian yang diinginkan.
Risiko investasi yang dihadapi oleh investor (Rose, Peter S., dan Marquis, Milton H. 2006. Money and Capital Markets, Ninth Edition, p 277-280):
1. Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss. Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang.
2. Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau bahkan pokok aset.
3.  Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil aset karena inflasi.
4. Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar mata uang yang dipakai oleh aset.
5. Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan penguasa.
Suku bunga bank sentral tentunya masih berpotensi memiliki semua risiko, akan tetapi diasumsikan negara tidak mungkin gagal membayar (walaupun ada juga kemungkinannya), oleh karena itu biasanya return dari risk free aset (Rf) digunakan suku bunga bank sentral.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) mencoba untuk menjelaskan hubungan antara risk dan return. Dalam penilaian mengenai risiko biasanya saham biasa digolongkan sebagai investasi yang berisiko. Risiko sendiri berarti kemungkinan penyimpangan perolehan aktual dari perolehan yang diharapkan (possibility), sedangkan derajat risiko (degree of risk) adalah jumlah dari kemungkinan fluktuasi (amount of potential fluctuation).
Saham berisiko dapat dikombinasi dalam sebuah portfolio menjadi investasi yang lebih rendah risiko daripada saham biasa tunggal. Diversifikasi akan mengurangi risiko sistematis (systematic risk), tetapi tidak dapat mengurangi risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk). Unsystematic risk adalah bagian dari risiko yang tidak umum dalam sebuah perusahaan yang dapat dipisahkan. Systematic risks adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan yang berhubungan dengan seluruh pergerakan pasar saham dan tidak dapat dihindari.
Informasi keuangan mengenai sebuah perusahaan dapat membantu dalam menentukan keputusan investasi. Investor biasanya menghindari risiko, investor menginginkan perolehan tambahan (additional returns) untuk menanggung risiko tambahan (additional risks). Oleh karena itu saham berisiko tinggi (High-risk securities) harus mempunyai harga yang menghasilkan perolehan lebih tinggi daripada perolehan yang diharapkan dari saham berisiko lebih rendah.
Risiko sistematis dan Nonsistematis
Bagian yang tidak diantisipasi dari return adalah kenyataan risiko dari setiap investasi. Setelah itu, jika kita mendapat apa yang diekspektasikan, tidak ada risiko dan tidak ada ketidakjelasan. Terdapat perbedaan penting, antara berbagai macam sumber risiko. Akan dibagi ke dalam 2 tipe yaitu systematic portion yang disebut systematic risk dan specific atau unsystematic risk.
1.      Systematic risk adalah risiko yang mempengaruhi sejumlah besar asset. Keragaman total return sekuritas secara langsung bergabung dengan keseluruhan pergerakan pada pasar umum dan pasar ekonomi yang disebut systematic risk atau risiko pasar (market risk) atau nondifersiable risk. Pada dasarnya, semua sekuritas memiliki beberapa systematic risk baik obligasi ataupun saham karena systematic risk langsung mencakup interest rate risk., recession, inflasi dan lain-lain. Kebanyakan saham memiliki negative impact oleh beberapa faktor, sehingga diversifikasi tidak dapat mengeliminasi risiko pasar (market risk).
2.      Unsiystematic risk adalah risiko yang mempengaruhi hanya satu asset atau sebagian kecil asset. Risiko portofolio pada umumnya menurunkan banyak saham karena eliminasi nonsystematic risiko. Risiko ini unik, berhubungan dengan particular company.  Bagaimanapun, jumlah reduksi risiko bergantung pada derajat korelasi saham-saham. Setidaknya saham domestic dan khususnya banyak saham domestic positif meskipun kurang dari1. Penambahan lebih banyak lagi saham akan mengurangi risiko tetapi tidak peduli berapa banyak bagian saham yang terkorelasi ditambahkan ke dalam portofolio, tidak dapat mengeliminasi semua risiko.
Investor dapat menciptakan diversifikasi portofolio dan mengeliminasi bagian dari total risiko, diversifiable atau nonmarket. Seiring dengan bertambahnya sekuritas, nonsystematic risk menjadi kecil dan semakin kecil dan total risiko untuk portofolio risk dapat dikurangi tidak lebih kecil dari total risiko dari pasar portofolio.
Faktor Tunggal dan Banyak Faktor
Faktor tunggal  memberikan alternatife bagi varian portofolio , yang lebih mudah untuk menghitung. Alternative ini dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah portofolio. faktor tunggal adalah model yang berkaitan dengan return pada setiap sekuritas atas return pada indeks pasar. Faktor tunggal membagi dua return sekuritas ke dalam komponen yaitu unik part dan market related part.
Unik part sebagai mikro event, mempengaruhi perusahaan secara khusus tetapi tidak secara umum. Di lain sisi, market related part adalah macro event, yang mempengaruhi keseluruhan perusahaan. Sebagai contoh: BI mengumumkan discount rate, perubahan pada prime rate atau mengenai supply money. Jadi faktor tunggal diasumsikan bahwa harga saham hanya karena perubahan umum denganssatu index khususnya pasar. Beberapa peneliti mencoba untuk mengambil beberapa pengaruh nonmarket dengan menciptakan banyak faktor.
Terlihat logis bahwa banyak faktor harus mencerminkan sesuatu yang lebih baik dari satu faktor karena menggunakan lebih banyak informasi mengenai interrelationship anatar return saham. Pengaruhnya, banyak faktor menjadi turun antara metode varian-covarian dan satu faktor. Banyak faktor telah dicoba, sebenarnya menghasilkan historical korelasi yang lebih baik dari pada satu faktor. Meskipun hal ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena portofolio dibuat untuk periode masa mendatang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar