METODE
PENERIMAAN TEKNOLOGI
Model
penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM) merupakan suatu
model penerimaan teknologi atau techchnology acceptance model (TAM)
dikembangkan oleh David et al. pada tahun 1989 berdasarkan model TRA.
TAM
menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua konstruk utama ini
adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use). Keduanya mempunyai pengaruh ke niat perilaku
(behavioral intention). Pemakaian teknologi akan mempunyai niat menggunakan
teknologi (niat perilaku) jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah
digunakan.
1.
KONSTRUK-KONSTRUK DI
TAM
TAM
yang pertama belum dimodifikasi dan hanya menggunakan lima konstruk utama,
yaitu:
a.
Kegunaan persepsian
(perceived usefulness).
b.
Kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use).
c.
Sikap terhadap perilaku
(attitude towards behavior atau sikap menggunakan teknologi (attitude towards
using technology).
d.
Niat perilaku
(behavioral intention) atau niat perilaku menggunakan teknologi (behavioral
intention to use)
e.
Perilaku (behavior)
atau penggunaan teknologi sesungguhnya (actual technology use)
1.1.
KEGUNAAN PERSEPSIAN
Kegunaan persepsian
(perceived usefulness) didefiniskan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjanya. Sehingga
dapat diartikan kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan suatu
kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika
seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan
menggunakannya.
1.2.KEMUDAHAN
PENGGUNAAN PERSEPSIAN
Kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan terbebas dari usaha. Dapat
diketahui bahwa konstruk kemudahan penggunaan persipsian (perceived ease of
use) ini juga merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan
keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan
maka dia akan menggunakannya.
1.3.SIKAP
TERHADAP PERILAKU
Sikap
terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh David et al.
(1989) sebagai perasan-perasaan positif dan negative dari seseorang jika harus
melakukan perilaku yang akan ditentukan. Akan tetapi beberapa penelitian yang
menggunakan TAM tidak memasukan konstruk sikap di dalam modelnya.
1.4.NILAI
PERILAKU
Nilai
perilaku (behavior intention) adalah suatu keinginan (niat) seseorang untuk
melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku
(behavior) jika mempunyai keinginan atau niat (behavior intention) untuk
melakukannya.
1.5.PERILAKU
Perilaku
adalah tindakan yang dlakukan oleh seseorang. Dalam knteks penggunaan system
teknologi nformasi, perilaku adalah penggunaan sesungguhnya dari teknologi.
2.
PERBEDAAN TAM DAN TPB
Tiga
perbedaan utama antara TAM dan TPB, sebagai berikut:
a.
Tngkat generalisasinya
berbeda.
b.
Variable-variabel
sosialnya.
c.
Perlakuan terhadap
control perilaku.
3.
PERKEMBANGAN TAM
Perkembangan TAM sampai
dengan tahun 2003 oleh Lee et al. diklasifikasikan kedalam empat kemajuan,
yaitu.
3.1.PENGENALAN
MODEL
Karena
TAM masih merupakan model yang baru, penelitian-penelitian di era pengenalan
model ini banyak mencoba membandingkan TAM dengan TRA dan dengan TPB. David et
al. (1989) menemukan bahwa TAM lebih baik menjelaskan keinginan untuk menerima
teknologi dibandingkan dengan TRA. Dan berbagai penelitian lainnya juga
mengatakan bahwa TRA memang lebih mudah dan memberikan hasil yang lebih baik.
3.2.VALIDASI MODEL
Beberapa penelitian menguji
validitas dari instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur penerimaan
teknologi oleh pemakai. Selama periode tahun 1990 sampai dengan tahun 1995
banyak penelitian yang mencoba menguji konsistensi, validitas dan reliabilitas
pengukuran instrumen-instrumen TAM. Semua peneliti sependapat bahwa tidak ada
pengukuran yang secara absolut benar untuk membentuk suatu konstruk. Demikian
juga tidak ada pengukuran yang absolut benar untuk konstruk PU dan PEOU yang
beda waktu, kondisi dan teknologi yang digunakan. Akan tetapi, secara umum,
hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran instrumen-instrumen TAM
cukup kuat, konsisten, valid dan reliable.
3.3.EKSISTENSI
MODEL
Penelitian-penelitian yang mencoba
mengembangkan model TAM melakukan dengan menambahkan variable-variabel
eksternal. Variabel-variabel eksternal yang digunakan dapat dikategorikan
misalnya sebagai variable-variabel individual, organisasi, kultur, dan
karakteristik-karakteristik tugas. Penelitian yang menambahkan
variable-variabel individual misalnya adalah yang dilakukan oleh Agarwal dan
Prasad (1999), Gefen dan Straub (1997) dan Karahanna et al. (1999).
3.4.ELABORASI
MODEL
Penelitian-penelitian TAM di tahun
2000an mencoba untuk mengelaborasi model TAM menjadi model yang lebih lengakap.
Model baru TAM yang lebih lengkap dibangun dari elaborasi hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang sudah menemukan banyak variable-variabel eksternal
yang mempengaruhi konstruk PU dan PEOU, niat penggunaan dan penggunaan sistem
teknologi informasi.
4.
VARIABEL-VARIABEL
EKTERNAL TAM
Lee et all. (2003) melakukan
analisis-meta (meta analysis) untuk
mengkombinasikan hasil-hasil penelitian TAM sebelumnya. Analisis-meta ini
menggabungkan hasil dari 101 penelitian yang dipublikasikan di jurnal-jurnal
sistem informasi terkemuka mulai tahun 1996 sampai juni 2003. Hasil dari
analisis-meta ini berupa model TAM yang lengkap dengan variable-variabel
eksternal.
5.
TEKNOLOGI, SUBYEK, DAN
SITUASI YANG BERBEDA
Penelitian-penelitian TAM sudah
banyak diterapkan di beberapa aplikasi dan teknologi system informasi yang
berbeda. Aplikasi dan teknologi yang digunakan di penelitian-penelitian TAM
oleh Lee et al. (2003) dapat digolongkan kedalam 4 tipe, yaitu sistem-sistem
komunikasi, sistem-sistem maksud-umum, sistem-sistem kantor dan sistem-sistem
bisnis khusus.
Pemakai-pemakai system sebagai
subyek di penelitian-penelitian TAM juga beraneka ragam. Banyak
penelitian-penelitian TAM yang menggunakan pekerja-pekerja dan manajer-manajer
diperusahaan, seperti pemakai-pemakai akhir manajer di beberapa tingkatan dan
pekerja-pekerja berpengetahuan. Penelitian-penelitian TAM juga banyak
diterapkan pada situasi kultur yang berbeda. Karenan TAM berbasis pada
permasalahan perilaku manusia, maka diperkirakan penerapan TAM dengan
aplikasi, teknologi dan pemakai yang
sama dapat memberikan hasil yang berbeda karena adanya perbedaan kultur,
terutama kultur Negara yang berbeda.
6.
KELEBIHAN-KELEBIHAN TAM
Kelebihan-kelebihan TAM adalah
sebagai berikut:
- TAM
merupakan model perilaku yang bermnfaat untuk menjawab pertanyaan mengapa
banyak sistem teknologi informasi gagal diterapkan karena pemakaian tidak
mempunyai niat untuk mengguanakan.
- TAM
dibangun dengan dasar teori yang kuat.
- TAM
telah diuji dengan banyak penelitian dan hasilnya sebagaian besar
mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM mrupakan model yag baik.
- Kelebihan
TAM yang paling penting adalah model ini merupakan parsimony yaitu model
yang sederhana tetapi valid.
7.
KELEMAHAN-KELEMAHAN TAM
TAM
juga mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:
a.
TAM hanya memberikan
informasi atau hasil yang sangat umum saja tentang niat dan perilaku pemakai
sistem dalam menerima sistem teknologi informasi.
b.
Perilaku pemakai sistem
teknologi informasi di TAM tidak dikontrol dengan control perilaku yang
membatasi niat perilaku seseorang.
c.
Perilaku yang diukur di
TAM seharusnya adalah pemakaian atau penggunaan teknologi sesungguhnya.
d.
Penelitian-penelitian
TAM umumnya hanya menggunakan sebuah sistem informasi saja seharunya lebih dari
satu.
e.
Beberapa penelitian TAM
menggunakan subyek mahasiswa padahal seharunya merefleksikan dengan lingkungan
kerja yang sebenarnya.
f.
Penelitian-penelitian
TAM hanya menggunakan subyek tunggal sejenis saja.
g.
Penelitian-penelitian
ini umumnya hanya melibatkan waktu satu periode tetapi banyak sampel individu.
h.
Penelitian-penelitian TAM hanya menggunakan sebuah tugas saja.
i.
Penelitian TAM kurang
dapat memperjelas hubungan variabel-variabel dalam model.
j.
Titrukdak
mempertimbangkan perbedaan kultur.
8.
PENGUKURAN
KONSTRUK-KONSTRUK
Skala-skala
pengukuran banyak item untuk konstruk kegunaan persepsian dan kemudahan
penggunaan persepsian dikembangkan di penelitian ini, diuji dan divalidasi
menggunakan dua studi empiris.
8.1.TEORI
YANG MENDASARI
Beberapa
teori digunakan untuk membangun pengukuran untuk konstruk kegunaan persepsian
dan kemudahan penggunaan persepsian yaitu teori diri sendiri, paradigm
biaya-manfaat, adopsi dari inovasi-inovasi, evaluasi dari laporan-laporan
informasi dan model disposisi kanal.
8.2.MEMBANGUN
PENGUKURAN KONSTRUK-KONSTRUK
Penelitian
Davis (1989) ini merupakan contoh penelitian yang baik yang menunjukna bagaiman
suatu konstruk-konstruk dibangun. Suatu konstruk yang baikk harus valid dan
reliable. Untuk mencapai validitas yang tinggi konstruk-konstruk kegunaan
persepsian de penelitian Davis ini dilakukan dengan cara sebagi berikut:
·
Pengukuran awal
·
Sebelum tes
·
Validitas konstruk
·
Relibilitas
8.3.HUBUNGAN
DENGAN PENGGUNAAN
Hasil
analisis regresi ini menunjukan baik konstruk kegunaan persepsian dan kemudahan
penggunaan persepsian keduanya signifikan menentukan penggunaan program
pengolah kata 1 jam sesudahnya. Hanya konstruk kegunaan persepsian saja yang
signifikan menentukan penggunaan program pengolah kata 4 minggu sesudahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar